CERPEN KARYA M. RIFQI AFIFUDDIN NAUFAL (X MIPA 4)

 Buah Dari Perjuangan 

Sungguh gelap malam ini,  rembulan tampak tertutup awan mendung sehingga tak dapat memancarkan sinarnya. Suasana yang sepi. Sungguh sangat menyedihkan.. tampak seorang gadis yang mengeluhkan kejadian yang baru saja menimpa ayahnya "Andai saja aku yang menggantikan posisi ayahku yang baru saja di rawat di rumah sakit. andai aku yang tertabrak truk container tadi...." eluhnya. 

Kala senja itu, tampak seorang ayah yang sedang mengayuh sepeda pulang dari ladang. Ia tampak bahagia karena hasil panen nya yang begitu melimpah. "Anakku pasti sangat senang dengan kabar ini" begitu ucapnya dengan wajah sumringah. 

Di tempat lain, seorang gadis berjalan kaki menuju ladang tempat ayahnya berkebun. Ia memang sengaja akan mengejutkan ayahnya dengan tiba" dan akan memberitahukan hasil jualan bolu keliling nya hari itu. "ayah pasti senang, dagangan ku laris manis hari ini, syukurlah.. ini lebih baik dari hasil dagangan ku kemarin" begitu ucapnya.

Di perempatan jalan raya, mereka berdua bertemu.. ayah dan anak itu saling melempar senyum.. "Ayah!!!! Biar aku saja yang menyebrang kesana yah, ayah tidak perlu menyebrang.." ucap gadis itu sambil melambaikan tangan kepada ayahnya. "Tidak usah dinda, biar ayah saja yang menyebrang kesana.." balas ayahnya. Dinda mengiyakan balasan ayahnya dengan anggukan pelan. 

Lampu lalu lintas pun menyala warna hijau, yang menandakan pengendara pada jalur tersebut boleh menyebrang. ketika ayah Dinda menyebrang, tidak disangka truk container melaju dengan kencang dari arah barat, truk itu melanggar lampu lalu lintas yang jelas-jelas warna lampu menyala merah pada jalur tersebut. kendaraan pada jalur barat memang sepi, sopir truk berpikiran melajukan truk saja walau lampu.

Dinda dengan sangat lunglai berjalan pulang ke rumah nya untuk mengambil pakaian ayahnya yang menjalani rawat inap. Ia sangat sedih dengan keadaan keluarganya saat ini. Ia berpikir bagaimana dia mencari tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari hari. Uang  jualan bolunya sudah pasti kurang untuk biaya kuliahnya, apalagi uang ibunya yang bekerja sebagai buruh cuci, sudah pasti kurang. Ia bingung harus bagaimana di masa pandemi seperti saat ini, semuanya serba susah.

Setelah Dinda menyiapkan pakaian ayahnya, ia segera kembali ke rumah sakit. Ia hanya mengantar pakaian ayahnya tersebut, karena ibunya menyarankan agar Dinda saja yang menjaga rumahnya dan dirinya saja yang menjaga suaminya itu. 

Dinda kembali pulang ke rumahnya. di pertengahan jalan pulang perutnya keroncongan, ia baru sadar bahwa siang tadi ia belum makan apapun. Ia berpikir bahwa sepotong roti di warung akan membantu mengenyangkan perut nya, maka ia pun membeli roti di warung.

"Kok mukanya sedih gitu toh mbak cantik, kenapa, sini cerita sama mbok" ucap ibu penjaga warung tersebut. "Saya bingung bu harus bagaimana lagi nyari uang buat makan keluarga saya... Ayah saya tadi sore  kecelakaan dan harus dirawat inap di rumah sakit, saya bingung bagaimana bu mencari uang buat makan keluarga dan buat kuliah.." "ya Allah mbak, mbok turut berduka ya... kasihan banget mbak ini.... tapi mbak, mbok denger"  jualan online nguntungin banget loh mbak, apalagi masa pandemi gini semuanya kebanyakan belinya ya serba lewat online shop gitu mbak, untuk makan aja biasanya orang orang juga order lewat go-food mbak... Mbak coba aja promoin bolu mbak lewat aplikasi gojek mbak, nanti orang orang biar tau dan ngorder lewat go-food... ya siapa tau dagangan mbak laris manis hehehe.."

"Oh, iya juga ya Bu, saya kok ga kepikiran ya Bu, yaudah saya coba dulu Bu nanti, siapa tau laris manis dagangan bolu saya... Makasih ya Bu informasi nya hehe..." Balas Dinda "oiya sama sama mbak, mbok seneng bisa bantu dikit hehehehe"

 

Lantas dinda pun membawa pulang rotinya dan segera mencari informasi tentang bagaimana mengenalkan dagangan bolunya itu di aplikasi gojek. "Wah gampang ini, aku bisa kalo tinggal foto makananku gini... Nanti bang gojeknya tinggal ngambil ke rumah..." Ucap Dinda dengan wajah sumringah.

Esoknya, Dinda pun segera memfoto dagangannya dan mengenalkan nya lewat aplikasi online. 2 jam kemudian, Hp dia berbunyi, rupanya ia mendapatkan notifikasi dari aplikasi gojek, banyak sekali orang yang order mau mencoba bolunya itu.

Dinda sangat senang, setiap hari dagangan nya sangat laris manis, keuntungan yang tiap hari ia dapatkan hampir mencapai 800.000 rupiah. Ia membuka warung kecil kecilan di halaman depan rumahnya tersebut agar semakin memudahkan ia dalam berjualan. 

selang 2 Minggu kemudian kondisi ayah nya berangsur membaik, ayahnya pun kini bisa dirawat di rumah. Ayahnya kaget dengan adanya warung di depan rumahnya. "Wah warung siapa ini nak..." Tanya ayahnya. "Ini warung Dinda sendiri pak, bagus kan..." Balas Dinda "bagus banget nak, ga nyangka anak bapak bisa  mandiri gini hingga bisa bangun warung sendiri.." "ya bisa lah pak, Dinda gitu pak hehehe" balas Dinda sambil tertawa.

Beberapa bulan kemudian, dagangan nya semakin laris hingga Dinda meraih omset penjualan yang cukup banyak, yakni 15.000.000 per minggunya. Ia pun sukses membangun tokonya sendiri. Bahkan ada seorang wirausahawan sukses menawarkan pada Dinda untuk bekerja sama membuka beberapa cabang toko di kota lain sekitar Malang seperti Surabaya dan Pasuruan  yang diberi nama Dinda’s Bakery. Dinda pun menyambut baik kerja sama tersebut karena ia berpikir bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat apalagi kala pandemi seperti ini banyak masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. Hal ini karena ia ingat pengalaman hidupnya sendiri bersama keluarganya dikala susah. Mereka tetap berjuang pantang menyerah menghadapi segala cobaan tanpa mengeluh hingga akhirnya menemui kesuksesan seperti saat ini. Tak lupa pula mereka berbagi pada masyarakat yang membutuhkan di lingkungan sekitar mereka.

Comments

Popular posts from this blog

JADWAL DAN BAGAN PERTANDINGAN 3X3 COMPETITION

17AN DOELANAN

INIVTASI BASKET SMADA & DOEA 3X3 BASKETBALL COMPETITION 2019