CERPEN KARYA ROSSI PUTRI ENJELITA (X IPS 2)
Negeri Merah Putih
Oleh : Rossi Putri Enjelita
Kringgg!!
Dering bel berbunyi di setiap penjuru SMA 2 Pasuruan, membuatsiswa-siswi yang berlalu lalang hendak masuk kelas kianmempercepat langkahnya.
Tapi, ada perbedaan kali ini. Koridor tak seramai dan seperti dulu.Yang biasanya berdesak-desakan, berlari-larian dari kantin karenaletak kelas yang berada di ujung, serta antri parkiran sepedamotor.
Sepi… Satu kata mewakili keadaan sekolah kali ini. Koridormenjadi renggang karena pembatasan tatap muka. Kantin ditutupkarena adanya pemberlakuan jaga jarak. Dan kini, masker seakanmenjadi atribut pelengkap ketika sekolah.
Semua siswa-siswi kelas 10 memasuki kelas untuk pertamakalinya dari seminggu kemarin mereka mengadakan MPLS online. Yah, lagi-lagi keadaan berbeda.
Kenalkan, Namanya Zea Dwi Bilqis. Ketua kelas baru itumemasuki kelas dengan membawa setumpuk buku paket. Taklama seseorang juga ikut masuk kedalam kelas. Terlihat beberapaorang dengan berpakaian, layaknya--- seorang PASKIBRAKA.
"Assalamualaikum wr.wb," salam Zea berdiri didepan kelasdidampingi dengan beberapa orang tersebut.
"Jam pertama hari ini akan diadakan seleksi PASKIBRAKA. Jadidiharapkan untuk semuanya bisa menyimak apa yang dikatakanoleh PPI didepan," ucap Zea memberitahu.
Kemudian Zea mempersilahkan mereka untuk mengambil alih, dan Zea pun kembali duduk ke bangkunya.
Lagi, lagi, dan lagi. Tak ada riuh berisik anak-anak dikelas ini.Sama seperti sebelumnya. Keadaan lah yang membuat merekaharus seperti ini. Duduk sendiri di setiap bangku. Dan pembatasanjumlah siswa di setiap kelas.
Bosan? Pasti. Ini lah ketentuan Indonesia. Salah satu upaya agar pandemi cepat berakhir, dan kembali merdeka.
"Kak, sekarang kan pandemi. Apa boleh ngelaksanain upacarakemerdekaan?" tanya salah satu anak setelah merekamensosialisasikan kegiatan seleksi Calon Anggota PaskibrakaKabupaten Pasuruan 2021.
Seorang dengan postur tubuh tinggi bak layaknya seorang tentaraitu tersenyum dan maju selangkah terlihat hendak menjawab."Kenapa tidak boleh? Toh kita hanya memperingati kemerdekaanIndonesia. Memperingati perjuangan tokoh," jelasnyamemberitahu sekaligus mengingatkan.
"Tapi kak bukannya tidak diperbolehkan mengadakan kegiatanapapun ya?" sanggah lainnya.
"Itu jika kegiatan yang tidak mendapat izin. Sedangkan untukupacara kemerdekaan, dari pusat daerah Jakarta pun akanmenyelenggarakan juga. Kami dari pihak PPI sudah meminta izinpemerintah setempat untuk mengadakannya."
"Tapi--" ucapnya terjeda. "Ada tapi-nya loh ya. Harus sesuaiprokes juga. Dan nanti tidak semuanya jadi petugas di PendopoKabupaten. Nanti sebagian dari kalian akan ditugaskan di tiapkecamatan yang ada di Pasuruan."
Semua mengangguk paham dan mengerti.
Kini pembicara berganti dengan orang yang terlihat lebih dewasa.Sepertinya, ia adalah pengurus Paskibraka Kabupaten Pasuruan.
"Jadi saya kasih tau kembali. Pandemi Covid-19 ini memangmembahayakan. Tapi, harus tertanam jiwa merdeka dalam hatikita sendiri. Karena apa? Karena tentunya kita tidak ingin kandiperbudak oleh segala isu tentang Covid-19. Jadi sebagai wargaIndonesia, kenapa tidak kita menanam itu semua?"
Semua murid didalam kelas itupun terdiam seolah mencerna apayang dikatakan PPI didepannya
Ia pun tersenyum dan memberi mereka semangat. "Semangat!Dulu kita harus melalui kata 'Merdeka' dengan peperanganmelawan penjajah. Sekarang, saatnya kita harus melalui kata'Merdeka' dengan melawan takut dan rasa cemas dari dalam dirikita sendiri."
***
Hari berganti, bahkan kini sudah mencapai H-seminggu daripelaksanaan upacara kemerdekaan.
Setelah melaksanakan seleksi yang super ketat, akhirnya Zea lulusseleksi dan resmi menjadi seorang Capaska.
Kini semua Capaska tengah istirahat dilapangan. Dan sebentarlagi mereka akan melaksanakan shalat dhuhur bersama. Serasamasih ada waktu, mereka memutuskan untuk duduk bersama dibawah pepohonan rindang sembari bercengkrama satu sama lain.
"Huftt susah banget gue ngatur napas kalau begini ceritanya.Bayangin aja dari pagi sampai siang kita latihan panas-panas.Mana pakai masker lagi," gerutu Sasa-- teman baru Zea diPaskibraka. Muka memerah padam menandakan dirinya benar-benar merasa sangat kepanasan. Terbukti dari dia yang mengipas-ngipaskan topi yang ia kenakan untuk sekedar mendinginkanwajahnya.
Zea menoleh singkat lalu tersenyum. Ia menoleh menatap luruskedepan. Lebih tepatnya menatap bendera yang berkibar diatas.Ada rasa bangga menjadi bagian Paskibraka walaupun dengankeadaan yang tidak mendukung seperti ini.
Terkadang kita lupa
Dunia ini tak akan selamanya
Menunggu kita
Menaklukan ragu beranikan diri
Tanpa disadari Zea menyanyi dalam lamunannya. Sasa yang mendengarpun lantas menoleh lalu melongo tak percaya. Tak adaangin tak ada badai, seorang Zea menyanyi sambil melamunseperti ini.
"Ze," panggil Sasa untuk sekedar menyadarkannya darilamunannya.
Zea tersadarkan lalu menoleh. "Ternyata benar ya. Pandemi bukanalasan untuk tidak merayakan kemerdekaan. Kegiatan ini bahkanbisa menyadarkan kita untuk terus bangkit dari segalaketerpurukan keadaan," ujar Zea tiba-tiba.
"Lo kenapa, Ze?" tanya Sasa memastikan.
Tanpa menjawab pertanyaan Sasa, Zea bangkit dan berdiri dihadapan semua teman-temannya.
"Semuanya, gue minta perhatiannya sebentar," tegas Zeamengalihkan semua atensi semua Capaska.
"Gue tau nggak semua pemikiran gue dengan kalian sama. Tapidisini, kita muda-mudi bangsa. Seharusnya tidak hanya diammelihat segala isu pandemi ini semakin meningkat."
"Para tokoh terdahulu harus berperang sebelum mencapaimerdeka. Dan sekarang, kita sebagai bangsa Indonesia hanya leha-leha dan malah bertindak semena-mena dengan pandemi ini."
"Sekarang ataupun dulu memang sama-sama mencapai tujuanuntuk merdeka. Yang membedakan hanyalah pemikiran dantindakan yang dilakukan."
"Saatnya yang muda yang bergerak. Yuk mulai salingmengingatkan untuk selalu patuhi aturan dengan prokes yang ditentukan," tegasnya dengan lantang. Membuat tatapan kagumterpatri dari semua Capaska.
"Gue dukung!"
"Gue setuju."
"Aku padamu Zea!!"
Hey paskibraka
Hari ini, esok, dan selamanya hari kita semua
Hey paskibraka
Suaramu terdengar dimana mana
Hey paskibraka
Bangkitkan jiwa raga indonesia
Hidup paskibraka
Jayalah selamanya
Riuh dukungan serta pengucapan jargon secara bersamamenandakan bahwa mereka semua siap mencapai merdeka.Terbebas dari segala wabah yang ada. Dan kembali menjadinegara yang sejahtera.
Dear Indonesia.. Bersabarlah. Ini semua akan berakhir. Bukansesaat tapi untuk selamanya.
***
17 Agustus 2021
Pengibaran sang saka merah putih oleh Paskibraka MudaKabupaten Pasuruan diiringi oleh lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Acara sudah mencapai puncak. Dimana sesi pengibaran akansegera dimulai. Para Paskibrakapun sudah berada ditempat denganposisi tegap.
Langkah tegap maju.. Jalan!
Suara hentakan kaki mulai melangkah mendekati tempat dimanasang bendera akan dikibarkan. Langkah demi langkah, posisi demiposisi, hingga akhirnya petugas mengucapkan..
BENDERA SIAP!
Zea menatap bendera merah putih didepannya dengan tatapanharu. Hatinya bergemuruh menahan tangis karena bisa mencapaititik ini. Matanya memejam sesaat. Mengharapkan sesuatu yang iapanjatkan dalam hatinya.
Dear angin...
Datanglah.
Biarkan benderaku berkibar.
Bersama pandemi yang kuharap segera sirna.
Bukan untuk sesaat.
Tapi untuk selamanya.
Comments
Post a Comment