CERPEN KARYA ROSALINA DIO (X MIPA 3)

 Dunia Portal

“kringg... kringg...”, suara alarm Andita berbunyi sangat keras, ibu memanggil dari bawah sembari memasak “Dita.. bangun cepat!, kamu harus ke sekolah..” Tak ada balasan, ibu juga tak ingin Andita terlambat untuk ke sekolah. Derap kaki Ibu menuju lantai atas membuat Andita terburu-buru bangun beranjak dari kasur. Berteriak sekeras mungkin “Andi, Andita..?”. Detak jantung berdetak kencang karena Dita bersembunyi dibelakang pintu tepat saat Ibu membuka nya sangat cepat, berusaha untuk tidak bersuara Dita hanya menahan badannya agar tidak terjepit pintu. Batin nya, “ cepat tutup..aku tidak kuat lagi”. Ibu hanya diam berpikir bahwa Dita sudah mandi saat itu, menutup dengan keras, meninggalkan kamar nya “hufft.. akhirnya Ibu tidak tau”. Berjalan pelan menuju kamar mandi, Dita perlahan menyenggol pot bunga yang berada di sebelah meja kamarnya hingga terjatuh, dengan secepat kilat kaki nya meraih pot, tetapi baju nya yang longgar tersangkut gagang pintu dan ia pun ikut terjatuh. “bruakkk...” Ibu berteriak terkejut mengira itu adalah gempa bumi. Andita yang kesakitan berlari turun menuju kamar mandi, menutup nya dengan keras sampai berkeringat

Sehabis mandi, seperti biasa Dita memakai baju sekolah favorit nya saat itu dan bergegas untuk makan, Ibu menunjuk piring sembari memperhatikan Dita dari atas sampai ujung kaki seperti terlihat lebih cantik dari biasanya. Tersenyum dan berkata “apa ada teman mu yang bersama mu hari ini?”, Dita duduk manis di kursi makan sambil mengunyah roti selai sarapan nya tersebut, menoleh ke arah Ibu, mengangguk pelan “iya, Rayn akan menjemputku”. Ibu tertawa kecil karena anak nya yang masih lugu itu ternyata sudah memiliki pasangan. Sudah habis sarapannya, Dita ingin mencucinya sendiri akan tapi karena dia tidak berhati-hati ia tidak sengaja dan “prangg..oh ya ampun!” Dita menjatuhkan piring nya, “aduh bagaimana ini” tangan nya mengambil pecahan kaca piring perlahan, Ibu melarang nya tetapi Dita mau bertanggung jawab, tidak berhati-hati karena terburu-buru, lutut sebelah kanan nya pun tergores hingga berdarah. Ibu menggeleng sambil mengehembuskan nafas nya, menatap tajam Dita, sedangkan di luar rumah ada bunyi bel ternyata Rayn sudah menunggu lama sejak tadi, “ ding...ding...ding..” teriakan Rayn memanggil Dita terdengar keras tapi Dita tak mendengar nya karena suara pecahan piring nya bersamaan dengan bunyi bel. Beranjak pergi dari ruang makan menemui Rayn yang daritadi bosan berdiri akhirnya semangat kembali. Raut muka Rayn tetiba heran dan menunjuk lutut Dita sambil berteriak histeris “ya ampun kenapa ini.. pasti kamu habis pecahin piring kan?” melihat biasa saja tidak ada ekspresi dari Dita, Rayn tertawa terbahak-bahak “ hahaha.. oke aku akan diam” menghela nafas dalam dan meninggalkan Rayn agar ia duluan tiba di sekolah, Rayn tidak ingin kalah dari Dita, menyusul nya sambil berteriak dan berlari mengejar Dita agar sampai dahulu “ Hey!... awas kau ya”. Dari jauh Dita membalas nya sambil melempar batu kecil kearah Rayn, “rasakan ini haha, aku duluan ke sekolah dadah...”. 

Disaat perjalanan hampir tiba ke sekolah, aneh nya semua seperti tampak berbeda, Dita sadar bahwa beberapa orang di kota mulai hilang satu persatu entah kenapa Rayn juga merasakan hal yang sama dengan Dita, melihat Rayn yang keheranan, ia mulai memanggil satpam yang berada di dalam kantor satpam akan tetapi tidak ada suara yang menyaut jadi Dita dan Rayn pergi untuk mengeceknya, ternyata benar tidak ada orang disitu, akhirnya Rayn berteriak sekencang dan sekeras mungkin agar semua nya terdengar, akan tetapi tetap saja tidak ada seorang pun yang muncul hanya mereka berdua yang ada di situ. Dita kembali berlari ke halaman komplek perumahan nya bersama Rayn, berhenti di toko sebelah rumah Dita, ia memanggil ibu pemilik toko tersebut untuk memasti-kan bahwa semua ini baik” saja, tidak ada sahutan. Dita kebingungan mengapa semua orang tiba-tiba hilang dari sini. Rayn menatap ketakutan menghadap Dita sambil berbisik, “D-Dita dibelakang mu ada sesuatu..” menoleh cepat untuk mengetahui nya ternyata ada pesawat kecil hinggap di pohon sebelah Dita, menangkap nya cepat agar tidak terbang lalu tertawa, “hahaha apa ini, kecil sekali”. Tiba-tiba ada suara menggelegar dari ujung kota mereka, muncul banyak sekali pesawat-pesawat asing yang tidak Dita dan Rayn kenal, menembaki seluruh isi kota dengan bom dan segala macam granat yang pasti membahayakan jika mereka tetap disitu akan tetapi Dita justru pergi ke rumah nya untuk menyelamatkan Ibu dan Ayah nya yang berada di rumah, sesampai nya di rumah tidak ada seorang pun yang ada di rumah, Dita ketakutan ada apa dengan semua ini, Rayn berteriak memanggil Dita karena ia ketakutan dengan datangnya orang-orang yang menurut ia adalah alien, tentu saja Rayn adalah anak yang penakut sebab itu ia berteman dengan Dita yang pemberani. Dita bergegas menuju kamar atas dan terkejut melihat kamar nya yang berantakan karena terkena akibat serangan aneh itu, membuka laci meja belajar nya dan mengambil beberapa peralatan juga tidak lupa kotak yang berisi bola ajaib pemberian nenek nya. Dita membawa kotak berisi bola tersebut karena nenek nya dulu pernah berkata pada Dita bahwa akan ada bahaya besar yang mengancam dan seluruh dunia ini dalam bahaya, maka harus membawa bola itu bersama nya jika kelak itu terjadi. Keluar menuju teras dan menemui Rayn, akan tetapi Dita hanya melihat tas sekolah Rayn yang tergeletak disitu. Dita mendengar auman keras seperti monster luar angkasa berjalan menuju arah Dita. Benar ternyata Rayn ditangkap oleh moster dan pasukan asing tersebut, karena ketakutan sontak Rayn berteriak kembali, “ Dita..tolong aku! Selamatkan aku!”. Kebingungan mencari jalan keluar nya maka Dita mengejar monster itu dan menyalakan pemantik api yang panas agar kaki monster terbakar, tetapi usaha itu tidak mempan dan pada akhirnya monster itu membawa Rayn pergi entah kemana. Terjatuh karena terantuk batu besar bekas tembakan pasukan asing tersebut Dita menangis karena tanpa dia sadari semua ini ia harus lalui dengan keberanian, luka di lututnya pun belum sembuh sehingga ia lemah untuk berdiri.

Tertidur karena menangis, ia tidak sadar bahwa ia sudah lama tertidur dan melupakan misi nya untuk menyelamatkan Rayn dan seluruh orang-orang di dunia ini juga seluruh pasukan itu sudah kembali ke dunia portal lain. Ia mendengar ada bisikan kecil yang sedari tadi memanggil namanya, seperti bisikan peri, “hey Dita..bangunlah aku disamping mu”. Terkejut Dita mendengar itu, cepat-cepat ia menyalakan api pemantik nya dan berkata, “siapa kamu!”. Tetapi ia hanya mendengar dengungan seperti nyamuk melewati sekitar kepala nya, ternyata itu peri sungguhan dan ia ingin menyampaikan bahwa Dita harus segera bangun dan menyelesaikan misinya. Ia terus berputar-putar memutari sekeliling kepala Dita sambil berkata cepat, “ayo Dita kamu harus menyelesaikan misi inicepat”. Dita berdiri tegap sampai peri kecil itu terkejut dan tetap mengikuti kemanapun Dita pergi, ia tidak memperdulikan peri kecil tersebut dan terus berjalan ke depan sambil mengusap air mata nya, peri mengatakan bahwa ia harus menyelesaikan misinya tersebut akan tetapi sekarang bagaimana? Dita tidak tahu kemana ia harus pergi sekarang, dan pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke tempat pasukan alien aneh tersebut, diam sejenak berpikir apa yang harus dilakukan kemudian bertanya kepada peri kecil itu, “eh apa kamu tahu sesuatu mengenai kejadian tadi, peri kecil?” tanya Dita serius.” mengapa mereka menyerang kami, dan siapa mereka?”peri kecil tersebut diam dan berkata, “mereka ingin menguasai bumi ini, akan tetapi kami para peri yang tak ingin dunia asli hilang, akan terus menjelajahi bumi”.

Dita mengangguk mengerti, dia heran mengapa peri tersebut memakai kain di mulut-nya dan itu ditutup dengan rapat sehingga ia tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan peri. Karena ingin tahu, dia melepas nya tanpa ijin dari peri kecil, peri marah dan langsung mengambil kembali kain dari tangan Dita lalu mengenakan nya di mulut sambil mengomel katanya, “hey! apa yang kau lakukan?, kau tidak tau bahwa perbuatan mu ini sangatberbahaya/”. Dita terdiam dan menghela nafas kesal. Sebenarnya dia ingin menanyakan alasan nya tetapi terlalu malas untuk mengutarakan. Melihat Dita yang kesal, peri kecil itu menepuk bahunya dan berkata “maafkan aku hihi, ini sangat penting bagiku agar tidak terkena virus yang diberikan oleh mereka pasukan asing”, sambil menyodorkan kain yang disebut adalah masker pada Dita sambil tersenyum walau tak nampak. Dita berterimakasih “apa kamu tau apa yang harus kulakukan sekarang?”, berjalan menyusuri kota sepi itu sambil memandang langit dan teringat tas yang ia bawa tertinggal di tempat asal tertidur nya, berlari kembali meninggalkan peri, cepat-cepat mengambil nya dan untung saja itu tidak hilang. “akhirnya aku menemukan nya, kalau tidak bisa gawat”. Peri menggelengkan kepala-nya karena Dita ceroboh. “Sepertinya kita harus cepat pergi darisini, karena waktu mu tidak banyak”, terkejut dan menoleh sambil membalas dengan cepat, “oh benarkah? Apa yang harus aku lakukan, dimana mereka? Ayo cepat!”. Peri bergumam memberi tanda bahwa Dita harus memakai masker nya terlebih dahulu. Dita tertawa kecil lupa akan masker nya. 

Menggandeng tangan peri kecil lalu terdiam. “eh, sebenarnya aku lupa kemana tujuan kita, hehehe”. Bunyi suara jangkrik krik krik menambah suasana canda yang membuat Dita malu. Peri terbang jauh dan berkata “sekarang ikut aku”(membawa Dita terbang ke angkasa). “eh! Aku bisa terbang! Lalu bagaimana nafasku?” dita terdiam ternyata ia bisa bernafas di luar angkasa, memandang kota nya semakin tinggi semakin jauh dan semakin kecil dilihatnya, lalu dia melihat ada benda besar yang hampir ia tabrak, tapi untung saja peri menarik tas ransel Dita dan ia bergeser. “perhatikan arah mu, kamu hampir saja terluka”. “hm? Apa itu tadi? Dan mengapa aku bisa bernafas di luar angkasa?” . “ tentu saja karena kau memakai masker itu”, sahut peri. Menggangguk mengerti dan melanjutkan perjalanan. Akhirnya mereka sampai. Dita agak ketakutan karena disana sangat gelap dan seperti banyak kuburan. Tetapi ia tetap harus menjalankan misinya. Peri memberi kode tanda diam karena banyak sekali pasukan jahat yang berjaga disitu. Berjalan pelan ke arah menara pusat dimana keberadaan monster yang menyembunyikan Rayn dan mungkin beberapa penduduk kota. Peri berkata,”oh tidak aku ada panggilan, kau harus cepat dan aku akan segera kembali!”. Menghilang dari pandangan, dita merasa gugup dan ia mulai membuka perlahan tas nya dan mengeluarkan permen agar ia tidak bosan, akan tetapi bungkus permen dita terbuang di sembarang tempat sehingga sinyal sirene penanda bahaya berbunyi dan membuat penjaga bergerak menghadap asal suara itu. Dita ketahuan, ia berlari entah kemana untuk menghindar serangan. “Hey! Kamu yang di sana, berhenti!”. Bersembunyi di bebatuan besar, Dita menutup mulut nya karena di belakang bebatuan tersebut ada pasukan yang mengintai. Lalu diam-diam Dita mengeluarkan laser merah dari tas dan mengarahkan ke arah yang berlawanan, pasukan pengintai tersebut pergi mengikuti laser merah tersebut. Untung saja ia tak tertangkap.”Astaga, kenapa begini? aku tidak punya senjata”.

Dita melihat kanan kiri dan menemukan pistol kecil yang sepertinya tidak digunakan. Menyibak rambut nya ke belakang karena kepanasan sambil mencoba menembakkan beberapa peluru, dan itu masih penuh dan belum terpakai. Kesempatan bagus bagi Dita. Ia berjalan ke menara seorang diri karena peri tidak ada, ia mulai kebingungan dan bersandar tepat di lubang pintu disebelah kiri nya dan. “aaaaa... bruak!. Dita terjatuh dari atas. “aduh.. sakit sekalii” rintih nya.”hah? aku dimana?ups”. Dita menutup mulutnya karena mendengar perbincangan dua orang yang merupakan pasukan asing tersebut. Diam-diam melihat nya dan ternyata mereka merencana-kan sesuatu yang berhubungan dengan bumi. Makin dekat makin jelas pasukan asing itu berbicara, “ hahaha sekarang tidak ada lagi penduduk di bumi, mereka sudah tidak kuat dengan serangan virus kita”. Menyipitkan matanya, Dita kesal dengan itu dan mulai menembakkan peluru yang ada di pistol nya mengenai tubuh mahkluk asing berbentuk aneh itu, dan berhasil! Keduanya tidak sadarkan diri. Dita masuk perlahan dan menemukan banyak penjara yang berisi manusia bumi, disitu mereka tidak me-makai masker sehingga lesu keadaan nya. Dita berlari untuk membuka kunci nya akan tetapi tidak bisa dan ada yang memanggil. “Dita! Ibu disini nak!”. Terkejut melihat ibu dan ayah nya.” Ibu ayah, aku harus bagaimana?”. Raut muka sedih Dita tidak terkendali. “kau harus menyelamatkan kita semua, masukkan di dalam bola ajaib nenek itu, dan jangan sampai kamu terkena virus mereka, sangat berbahaya, kau akan celaka jadi berhati-hatilah nak”. Ucap ibu nya serius. Dita mengeluarkan bola ajaib nya itu, tak ada sentuhan bola itu bersinar sendiri dan semua orang yang berada di penjara  termasuk ibu, ayah, dan Rayn terhisap masuk kedalam nya, dita takjub juga gugup hanya ia seorang diri. Semua aman terkendali karena tidak ada yang mengetahui nya. Dita menyusuri lorongan menara tua itu dan melihat disana ada banyak virus dalam tabung penuh yang digunakan untuk menyerang bumi. Menghela nafas dalam tetap tenang ia keluar dari ruangan berbahaya itu.

Akan tetapi Dita tak berhati-hati dan menyenggol salah satu tabung kosong disamping nya dan tiba-tiba. “hey! Mau pergi kemana kau?”. Virus didalam tabung itu ternyata hidup dan mengejar Dita bersama kawanan nya. Berlari sekuat tenaga membawa ransel dan bola ajaib yang berisi keluarga dan seluruh manusia di bumi keluar dari menara itu, sambil menyusuri lorong ia terus berlari meski tak tau harus kemana. Untung nya peri datang saat Dita berlari dikejar segerombolan virus. Entah masuk darimana, sambil menembakkan peluru ke hadapan musuh. ” Enyahlah kalian! Dita pergilah ke kanan, disana ada portal menuju dunia mu!. Dita mengangguk dan berlari cepat karena portal hampir tertutup, seketika ia teringat peri kecil yang membantu nya, jadi ia kembali dan ikut menembakkan peluru. Peri membalas marah “Apa yang kau lakukan? Pergi cepat sebelum portal dunia mu itu akan tertutup!”. Dita mengabaikan nya, peri mengeluarkan sebagian kekuatan nya, mendorong Dita dengan keras hingga gadis kecil itu terpental keluar, tetapi belum sampai di portal. Dita terjatuh ke tanah kesakitan, ia menangis karena luka di lutut nya semakin melebar akibat kekuatan peri kecil. Peri mengeluarkan bom dan menyalakan menit nya, diletakkan tepat di hadapan musuh. “Hey kalian Awas semua!”. Waktu tiba-tiba berhenti sejenak, semua nya bergerak lambat. Bom menunjukkan angka nol satu, “pip pip pip pip...”. Peri menggandeng Dita keluar menuju portal, tidak berhati-hati, peri tersandung batu dan jatuh kebawah. Dita mengulur tangan nya. “raih tangan ku, aku akan menarik mu. Cepat!”. Tidak sanggup berdiri, “jangan pedulikan aku, cepat pergi dan bawalah bola ajaib mu”. Bom meledak dan abu menutupi langit. Dita menengok portal yang sedikit lagi akan tertutup. Ia melompat dan terhempas masuk kedalam portal, waktu telah kembali normal..

Tidak sadar, Dita terbangun dari pingsan yang cukup lama. Merasakan sakit sekujur tubuh nya, melihat luka yang melebar itu, ia membalut nya dengan perban yang untung nya sudah ada di dalam tas. Mengingat kejadian tadi, kepalanya terasa sakit. Ia tidak bisa melupakan nya, dia tersadar bola nya“oh ada disini”, melihat keatas langit tampak biru cerah, burung-burung berkoloni terbang di angkasa. Ia terkejut. “hah, Sudah kembali?”, katanya. Dari arah berlawanan ada yang memanggil. “nak, Kenapa kamu tergeletak disini? Ayo bangun”. “oh iya maaf, saya tidak tau”, tertawa kecil. “cepat pulang , tidak baik gadis sepertimu di luar seperti ini”. Ujarnya orang yang tidak di kenal Dita itupun pergi meninggalkan nya. Tak peduli, ia segera pergi menuju rumah nya ingin mengetahui keberadaan ibu, ayah, juga Rayn. Sesaat di jalan ia berhenti sejenak melihat pengantar surat meletak-kan sepucuk surat kecil lalu pergi mengayuh sepeda nya dan menghilang. “eh? Kemana perginya? Tapi sudahlah biarkan saja”. Dita diam-diam mengambil surat itu dan membuka amplopnya, berisi tulisan aneh, seperti peringatan, tak paham apa yang dibacanya Dita meletakkan kembali ke lantai dan masuk kedalam rumah, sepi tidak ada siapapun. “ Ibu..ayah? Rayn?”, Sesaat kemudian terdengar bunyi gaduh di belakang lemari ruang tamu. Itu Rayn!. “hey kamu, akhirnya! Kenapa bisa sampai disini? Kemana pergi nya semua?”, merintih kesakitan, “aduh.., kenapa sih, aku sakit begini malah kamu tanya in”. Kata Rayn mengeluh. Dita mengambil bola na cepat dan melihat isi dalam nya. Ti-dak ada apa-apa. “ Rayn, apa kamu tau kalau disini ada.”. teman nya itu tidak ada disamping nya, Dita panik ia mencari Rayn tapi ternyata. “oh hai dita, disini banyak camilan, haha aku akan coba kripik ini”. Rupanya Rayn makan camilan di rumah itu sambil menggusak beberapa barang bekas. “hm dasar gatau malu, hampir saja, ternyata kamu disini”. 

Dita merasakan bola ajaib itu bergetar dan bersinar terang menyilaukan mata, rayn terkejut sampai jajanan kripik nya terjatuh ke lantai. “wow apa yang kau lakukan Dita!”. “oh aku tidak tahu, tapi ini mungkin akan sedikit menyilaukan”. Semakin terang bola itu bersinar sampai Dita menjatuhkan bola nya ke lantai dan menutup kedua mata nya. Rayn mengambil jajanan itu sambil memakan satu persatu, menyipitkan mata. “oh tidak..ini akan meledak”Tapi untung nya sinar bola itu perlahan mulai redup dan kembali normal. Dita mendekati nya mencoba melihat apakah ada pe-rubahan. Dibalik itu tiba-tiba. “Hey! Kenapa kalian ada disini? Apa kalian bolos sekolah?” .Ibu nya muncul entah darimana, Rayn terkejut, ia menarik tangan Dita keluar darisitu.”buka kain itu cepat, ibu tidak mengenali kita”. Terheran heran, “hah? Ini kan masker, kita harus memakai nya Rayn”. Secepat nya Rayn melepaskan masker dari mulut Dita, “apa sih, sudah sana”, mendorong Dita kem-bali. Tersenyum manis agar amarah ibu nya reda, tapi justru semakin menjadi. “ Kenapa kamu masih disini? Ibu akan mengantar mu menghadap kepala sekolah sekarang, cepat”. Dita mengelak, ia meminta maaf pada ibu nya, Rayn tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku Dita yang kekanakan. “eh ada surat apa ini?”, ujar ibunya penasaran. Surat amplop itu sudah terbuka jadi ibu hanya mengambil sebagian sobekan nya. Batin dita, “ya ampun, kenapa aku letakkan disitu”. Ibu membaca nya dengan cermat, tak terlewatkan satu pun. Mengangguk mengerti isi surat itu, dibalik nya ternyata terdapat sehelai masker, dan diperintahkan didalam surat tersebut untuk memakai nya. Ibu langsung melihat ke arah Dita dan bertanya. “ jadi yang kau pakai itu masker ini?”, “hehe iya bu, apa ibu sudah tahu?”. Berdeham lalu memakai nya. “hm baiklah, ibu membacanya bahwa bapak kepala sekolah akan membatalkan rencana masuk pada hari ini, yah katanya ada virus berbahaya, jadi kita akan terus di rumah hingga informasi kembali”. Kata ibu,meninggalkan mereka berdua berdiri di pintu keluar. Rayn melirik ke arah Dita, “kau tidak di marahi, itu bagus kan?”. Lega Dita karena ia sudah bebas. “eh tunggu”, luka di lutut Dita masih tertutup perban.” Kenapa ini?”, melihat sekilas. “ oh itu, tidak apa hanya goresan”. Memutar kedua bola matanya. “baiklah sekarang aku akan menginap di rumah mu, karena aku malas pulang ke rumah”, terkejut dan berkata. “astaga apa? Seorang lelaki yang penakut ini akan tinggal bersama dengan gadis imut”, tawa kerasnya menggema didalam rumah, ibu nya berteriak, “jangan berisik!”. Menutup kedua mulut nya bersamaan, tertawa kecil agar tidak terdengar. Sungguh lega, mereka senang semua kembali normal, meski tak tau kapan dan bagaimana bahaya virus ini akan berakhir. Semua upaya telah dilakukan. Jika kau menyimak, kau akan tahu apa yang dikatakan peri bukan?

Comments

Popular posts from this blog

JADWAL DAN BAGAN PERTANDINGAN 3X3 COMPETITION

17AN DOELANAN

INIVTASI BASKET SMADA & DOEA 3X3 BASKETBALL COMPETITION 2019