CERPEN KARYA WAHYU FITRIA (XI IPS 3)
PANDEMI CORONA TAK SURUTKAN SEMANGAT YANG MENGGELORA
Entahlah, seharusnya kehidupan ini tidak terjadi padaku…..
Pada saat itu aku masih duduk di kelas 9 smp negeri yang akanmelakukan Ujian Nasional. Waktu itu juga kami sudah melakukankegiatan simulasi berbagai mata pelajaran. Rasa hati yang gemetardan pastinya deg-degan membuat suasana menyambut UjianNasional sangat terasa. Tak hanya itu saja, rasa bahagia yang takterasakan karena perjuangan selama 3 tahun sudah hampir selesai. Aku dan Dinda saling berbicara membahas akan hal wisuda yang akan dilakukan setelah Ujian Nasional itu berakhir.
Rasa sedih pun juga kadang terasa dan datang menghampiripikiran kita berdua yang akan berpisah satu sama lain. Tapi hal ituperlu di sadari, seperti pepatah bilang “setiap pertemuan pastiakan ada perpisahan”. Setelah rasa sedih itu mulai hilang, kami berdua pun mendapatkan kabar untuk libur selama 2 pekan karenaadanya virus baru yang menyebar di indonesia. Kami dan temansekelas pun sangat senang karena bisa libur sekolah setelah sekianlama kami memikirkan ujian yang ada.
Aku dan Dinda pun di rumah sering mendengarkan dan kadangmelihat berita di televisi yang menyebarkan berita tentang adanyavirus baru dari negara tetangga yang dapat menyebabkankematian. Virus tersebut yaitu Coronavirus atau yang lebihdikenal dengan virus corona atau covid-19. Hati yang gelisah pun mulai terjadi karena sudah 2 pekan berlalu kami belum jugamendapatkan pengumuman untuk masuk sekolah. Setelah kami membahas sekolah tiba – tiba...
“Assalamualaikum anak – anak, diberitahukan bahwa libursekolah di perpanjang hingga waktu yang belum bisa di tentukan. Sekian, Wassalamualaikum wr.wb”. Ujar Bu Guru pada grupsekolah.
Kami berdua mendapatkan pemberitahuan tersebut lalu Dindamengirimkan pesan kepadaku.
"Bagaimana untuk hasil nilai ujian kita??" Tanya dinda kepadaku.
Sedangkan pada saat itu kita belum melakukan apapun untukmemperoleh nilai ujian. Dan ternyata nilai yang di ambil untukijazah adalah nilai gabungan yang di dapatkan dari nilai rapotsemester 1 hingga semester 5. Akhirnya, waktu pengumumankelulusan pun tiba. rasa deg degan pun sangat terasa pada waktuitu.
"LULUS" Kata itu lah yang selama ini Aku dan Dinda tunggu. Akhirnya penantian itu telah tiba kami pun merasa senang. Meskipun sebenarnya ada rasa sedih karena tidak bisa merayakankelulusan dengan teman teman lainnya. Dan akhirnya liburpanjang pun tiba.
Suasana covid-19 di Indonesia ternyata semakin meningkat. Banyak media elektronik maupun cetak yang memberitakan hal tersebut. Banyak rumah sakit yang menolak pasien karenakekurangan tempat. Banyak tempat wisata yang di tutup karnaadanya covid-19. Akhirnya aku dan keluargaku tidak berani untukpergi keluar rumah. Karena himbauan dari Pemerintah juga yang melarang untuk keluar rumah pada saat itu. Akhirnya Aku danDinda pun hanya bisa berkomunikasi melalui ponsel.
"Baru kali ini aku liburan tidak bahagia". Pesan singkat yang disampaikan dinda kepadaku.
Setelah 3 pekan libur sekolah akhirnya pendaftaran siswa baruatau lebih dikenal dengan PPDB SMA pun sudah dibuka. Kami berdua mendaftarkan diri untuk menjadi siswa baru di SMA negeri di Kota Pasuruan. Karena pada saat itu terdapat jalur zonasiuntuk pendaftaran aku memutuskan untuk mendaftar pada jalur itudi SMAN 2 Pasuruan. Untungnya rumah kami berdua sangatdekat dengan sekolah, jadi kemungkinan besar kita untuk diterimadi sekolah tersebut.
Setelah 3 hari kami menunggu akhirnya kami berdua pun mendapatkan pengumuman bahwa kami berdua di terima di SMA negeri 2 Kota Pasuruan. Hati ini merasa senang dan banggakarena bisa masuk di Sekolah favorit yang menjadi perebutanbanyak siswa di Kota Pasuruan. Sekolah itu juga salah satusekolah impian Aku dari jaman dulu.
Ternyata kasus covid-19 belum juga kunjung usai. Kami tidakbisa melakukan tatap muka dengan bapak ibu guru SMA, kami merasa sedih karena hal itu dan lebih sedihnya lagi tidak bisamengenal lebih dekat dan bertemu langsung dengan teman satukelas. Untungnya ada ponsel yang bisa membantu kami untukberkomunikasi antar siswa satu kelas.
Awal sekolah semua kegiatan pembelajaraan dilakukan secaraonline. Kegiatan online tersebut bisaanya di sebut dengan kegiatanDaring. Di awal kelas X aku merasa kesusahan akan adanyapembelajaran secara Daring. Bagaimana ini? Gimana ini? Bagaimana cara mengumpulkannya? Dan banyak lagi pertanyaanyang selalu muncul dalam benak pikiranku ini.
Satu bulan berlalu covid-19 lebih mereda, hati merasa senangkarena kemungkinan untuk bisa kembali lagi ke bangku sekolahsudah di depan mata. Pikiranku pada saat itu, tapi nyatanya tidakada penguuman dari sekolahan untuk kegiatan tatap muka. Yah, akhirnya kegiatan sekolah dari rumah di perpanjang lagi.
Aku dan keluargaku merasa masa pandemi ini akan cepat berakhirsehingga kegiatan tatap muka akan segera dilaksanakan. Tapiternyata hingga setengah tahun juga tidak berunjung usai pandemiini. Aku dan Dinda sampai bosan karena terlalu lama berlibur di rumah. Aku kadang sampai sempat berfikir “ sampai kapanpandemi ini berakhir? “ .
Setahun sudah sekolah kami tidak melakukan kegiatan tatapmuka. Hati ini merasa sangat sedih karena masa sekolah ku hilangkarena pandemi. Tapi aku dan teman – temanku tetap semangatmenjalani itu semua. Kami kadang merasa terbebani tetapisemangat sekolah kami tetap membara yang bisa membuat kitamenghilangkan rasa beban itu.
Tidak terasa waktu kelas X telah kami berdua lalui secara cepat. Pengumuman untuk mengambil rapot telah di himbau di ponseloleh wali kelas kami. Tetapi untuk pengambilannya dilakukanoleh orang tua masing – masing. Akhirnya orang tuakumengambil rapot untuk melihat hasil pembelajaran selama satutahun sebelumnya.
Alhamdulillah akhirnya Aku dan Dinda naik ke kelas XI. Denganteman yang sama dan kelas yang sama. Kami merasa banggakarena bisa naik kelas. Meskipun kami tidak pernah merasakanbagaimana rasanya duduk di bangku SMA. Tetapi aku pribadimerasa bangga akan hal itu. Orang tua ku pun bangga karenaanaknya sudah besar dan sudah dewasa.
Di kelas 11 ini kami merasa bangga karena, dulu sebelumnyakami hanya siswa kelas 9 kini kami berada di kelas 11. Pemikiranyang tak lagi sama seperti dulu mengubah kehidupan kita berdua. Kadang kami berdua berfikir kerja keras kita di sekolah hanyatinggal sedikit, dan masa depan kita tinggal di depan mata.
Aku dan Dinda kadang berbicara mengenai kedepannya. Setelahini kamu melanjutkan kemana? Apakah habis ini kamu bekerja? Apakah habis ini kamu kuliah?. Berbagai pertanyaan yang seringditanyakan oleh orang – orang di sekitar. Hal tersebut itulah yang menjadikan kami berdua semangat sekolah karena kami inginmelanjutkan kuliah ke perguruan tinggi.
Setelah ini kami akan lebih semangat meskipun pandemi melekat. Kami tetap patuhi protokol kesehatan demi terciptanyakesejahteraan. Meskipun awalku tak seindah bayanganku tapi akuakan merubahnya menjadi sangat indah. Satu pesan yang akanselalu melekat dalam hati ini. Untuk masa depan yang sudah lama menanti.
Comments
Post a Comment